Book review : Therapy
Judul : Therapy
Pengarang : Sebastian Fitzek
Penerbit : Ufuk Publishing Hpuse
Jumlah Halaman : 497
Novel International Best Seller ini dibuka oleh sebuah prolog yang langsung membuat saya penasaran.
Bagaimana mungkin Josy gadis berumur 12
tahun anak seorang psikiater populer, Viktor Larenz yang menderita penyakit
aneh, lenyap secara misterius saat sedang menunggu dokter di sebuah klinik. Tak
ada yang melihatnya pergi juga tak ada bukti atau jejak yang menunjukkan ia
diculik. DR. Victor Larenz sang ayahpun
menghadapi hal itu dengan sangat buruk –satu-satunya masa genting yang benar-benar
serius dalam hidupnya-
Selama masa empat tahun kemudian ia menjadi sosok yang sangat parah,
berganti-ganti Rumah Sakit hingga bertemu DR.Roth di Spartan Privat Klinik
Psikosomatik Berlin yang menjadi psikiaternya.
Ia tidak hanya dituduh mengalami kelainan jiwa namun juga melakukan
pembunuhan. Siapa yang dibunuh? Hingga mendekati halaman terakhir saya tetap
tak bisa menebaknya. (semua tebakan saya meleset!).
“Bagian yang mengerikan adalah, selama bertahun-tahun setelah Josy
menghilang, kupikir tak ada yang lebih buruk dari tidak mengetahui. Empat tahun
penuh tanpa pengamatan yang dilaporkan, dengan tanpa alasan yang dapat dipercaya
kalau dia masih hidup. Kadang-kadang aku merindukan telfon berdering dan sebuah
suara mengatakan padaku kalau jenazahnya ditemukan. Aku pikir tak ada yang
lebih menderita daripada berada di dalam tempat bagi orang-orang buangan, tak
pernah mengetahui, hanya menduga. Tapi aku salah. Ada sesuatu yang lebih buruk.
Kebenarannya lebih buruk” Ungkapnya pada DR.Roth dalam sesi terapinya.
Kebenaran itu terungkap perlahan ketika Viktor berada di Parkum sebuah pulau terpencil di
Laut Utara. Setelah menjual klinik prakteknya ia mengasingkan diri dan
disitulah Anna Glass seorang novelis buku anak-anak menemuinya meminta konsultasi
kepada Viktor tentu Viktor menolak ia tidak lagi menerima pasien setelah
kehilangan putrinya, namun Anna berkeras bahwa Viktor akan tertarik dengan
kasusnya. Anna didiagnosa menderita Skizofrenia namun dengan gejala yang
aneh. Dia mengaku bahwa tokoh-tokoh dalam novelnya hidup dan hadir di depan
matanya melakukan adegan yang sama persis seperti yang ia deskripsikan dalam
novelnya. Dan salah-satu karakter novel yang hidup itu bernama Charlotte dideskripsikan
persis seperti Jossy padahal Anna tampak tak mengetahui kejadian yang menimpa
Viktor dan putri tunggalnya itu. Menurut
Anna Charlotte pergi dari rumah untuk mencari penyebab dari penyakitnya. Viktorpun
terobsesi pada cerita Anna ia seolah menemukan titik terang keberadaan Jossy ia
mempercayai bahwa Charlotte yang diceritakan Anna adalah Jossy. Segalanya begitu
mirip.
Viktorpun menghubungi detektifnya Kai Strathman untuk menyelidiki tentang
latar belakang Anna dan segala hal yang ia katakan tentang Charlotte dan Kai
melaporkan hal yang sangat aneh seperti segala bukti tampak tak berhubungan.
Bagaimana mungkin banyak darah segar berceceran di kamar mandi Jossy setelah
empat tahun ia menghilang? Dan itu adalah darah menstruasi? Bagaimana mungkin
kamar gadis berusia belasan tahun itu serupa kamar anak kecil tujuh tahun? Dan terhapusnya
semua rekaman keamanan ketika polisi menyelidiki klinik dan jalan dimana Jossy
menghilang.
Segala hal tentang Anna sangat misterius seperti penampilannya yang
terlalu rapi (sepatu dan mantel yang kering) padahal baru berjalan menembus
badai. Bahkan sang walikota Halberstaedtpun memperingatkan Viktor ada hal jahat
pada wanita itu, sang walikota memberika Viktor sepucuk pistol untuk mempertahankan
diri. Untuk apa pula Anna membeli pisau daging dan beberapa untai benang
pancing di toko perlengkapan senjata? Dan pengakuan Michael Burg pengemudi
ferry satu-satunya di Parkum bahwa ia tidak pernah menyebrangkan Anna ke
Parkum.
Setelah kemunculan Anna Viktorpun mengalami penurunan kondisi kesehatan
drastis,diare, pusing yang semakin memburuk yang tidak bisa diatasi dengan aspirin,
hingga ia menyadari tehnya telah diracun dengan dosis kecil secara
terus-menerus. Viktor menghubungi Klinik
Park, Dahlem tempat Anna pernah dirawat. Dan jawaban perawat disana sangat
mengejutkan (pufft!! begitu banyak kejutan dalam novel ini) bahwa Anna Glass
bukanlah pasien ia adalah seorang siswa sekolah kesehatan yang sedang belajar
praktik di RS dan siswa itu telah meninggal diracun!
Ketika ia menemukan secarik kertas di saku mantel Anna iapun menelfon dan
ternyata itu adalah nomor telefon Profesor Van Druisen (dokter yang menurut
pengakuan Anna merujuknya menemui Viktor di Parkum) mengatakan Anna tidak
menderita Skizophrenia ia mengalami gangguan patologis dan bahwa segala
halusinasi yang ia katakana adalah kenyataan! Prof Van Druisen juga mengatakan
tidak merujuknya pada Viktor, Anna lah yang memaksa dan mengatakan bahwa ada
urusan yang belum selesai antara ia dan Viktor dan Isabell istri Viktor
memiliki hubungan yang dekat dengan Anna.
Dalam kemarahan, Viktor menyiapkan pistolnya dan mencari Anna ke Anchor
tempat Anna menginap namun tak ada tamu di penginapan yang sepi itu. Iapun
menuju rumah Halberstaedt sang walikota dan Halberstaedtpun tak ada di
rumahnya. Dinding Kamar kerjanya tertutupi oleh semacam kliping besar dari
gambar-gambar, judul-judul tulisan dan artikel-artikel yang dikumpulkan berbulan-bulan.
Seseorang telah menghabiskan waktu luang mereka untuk meneliti tentang
penculikan Jossy! Sebuah obsesi patologikal. Viktor membaca judul-judul artikel
itu.
ANAK PEREMPUAN SEORANG PSIKIATER
MENGHILANG.
BERSEMBUNYI DALAM TRAUMA MIMPI BURUK
DOKTER TV DITINGGALKAN OLEH ISTRINYA
SIAPA YANG MERACUNI SI KECIL JOSSY?
PUTUSAN SIDANG LARENZ: SANG PSIKIATER DILARANG PRAKTIK!
Viktor juga
menelita dokumen-dokumen yang berserak di meja ketika Anna datang dengan sebuah
pisau daging di tangannya. Anna memaksa Viktor untuk ikut berkendaraan
dengannya dengan sebuah mobil Volvo (itu adalah mobilnya yang ia tinggalkan di
tempat parker di Sylt, apakah seseorang telah menerbangkan mobilnya ke mari? Tidak
mungkin!). Di dalam mobil Anna memerintah Viktor untuk membaca naskahnya ; Bab
akhir dari cerita Charlotte.
Wuihhh cerita
yang sangat panjang sobat blogger! Bagaimana ini? Apa saya harus mengatakan
kebenarannya disini? Atau teman-teman harus mencari tahu sendiri dengan membeli
atau meminjam novel ini? Percayalah akhirnya sangat sulit ditebak! Siapa Anna
Glass sebenarnya? Apa hubungannya dengan Isabell? Dan si kecil Josy, dimana
ia??
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Aku kok belum bisa ya baca novel dengan tema yang kayak gitu. :-s
BalasHapusBerat ya na? nggak habis baca sekali duduk memang.
BalasHapusiya neh Mbak, kayaknya lumayan 'mikir' untuk mbacanya..
BalasHapusHe..he... tapi bagus loh mbak, bikin penasaran! dan jadi tahu juga sedikit2 tentang ilmu kejiwaan.
BalasHapusIya betul, aku jadi penasaran! eh, PR nya dah selesai ya.. ^^
BalasHapuswow~ ending tak terdua :o
BalasHapusjadi penasaran :)
Ilmu kejiwaan?? Kayaknya daya pikirku belum nyampek kesitu. Pasti susah memahami. *agak telmi* wuehehe
BalasHapusfahri : mau tahu kelanjutannya? boleh pinjem novelnya tp ambil sendiri ya
BalasHapusMbak Nurma: iya mbak, endingnya nggak bs ditebak...nulisnya pasti lbh susah dr bacanya ya...
Mbak Tary: Tokohnya emang para psikiater dan pasien gangguan jiwa mbak...emang sih berat tapi seru loh..
wah jadi penasarab nih...berat ni bacaan nya..hehe
BalasHapusNggak berat tia lbh berat ilmu nahwu saraf.^__^. he..he..
BalasHapus