Puisi
Berbaring dalam dekap lelapmu seumpama jalanan lengang yang berujung menikung
Aku
terus berjalan serupa puisi yang coba kukata
Pada
jejak berbekas luka atau sewangi kenanga
Aku
kan ada pada untaian ini
Fantasy Fiesta
Awalnya aku tak terlalu tertarik untuk membaca apalagi menulis cerita
fantasi yang penuh imajinasi. Tidak hanya jalan cerita yang unik namun nama
tokoh, setting tempat dan waktu semuanya pure fiktif seperti di negeri antah barantah atau tanah
angan-angan yang tak terjangkau atau teraba secara indrawi. Atau jikalah
settingnya di planet biru ini banyak hal-hal magis yang sulit diterima akal. Yah
sejenis Harry Potter, Lord of The Ring, How To Train Your Dragon, Avatar dan karya-karya lain semisal. Meski karya-karya
itu ternyata banyak peminatnya aku lebih suka bergelut dengan kata-kata yang nyastra
para penulis Indonesia semisal Korrie Layun Rampan, JF T Sakai, Pramoedya
Ananta Toer, dll. Dan coba-coba nulis dengan gaya (sok) sastra juga, meski
hasilnya masih dipertanyakan. Membuat yang baca geleng-geleng.
Benar memang pendapat yang
menyatakan apa yang kita tulis akan mirip-mirip dengan yang kita baca. Jika aku
lebih mengagumi tulisan-tulisan di majalah sastra Horison atau cerpen-cerpen
Kompas ketimbang yang ada di majalah remaja Aneka Yes atau majalah wanita
Femina tentu kecenderungan minat juga kesana ya?. Yang bakal sering aku omongin
juga karya-karya serupa itu kan? Ini hanya perbandingan. Meski aku juga
menyukai novel-novel yang bertutur ringan namun menggugah milik Andrea Hirata,
A.Fuadi, Tere Liye dan lain-lain. Tapi untuk cerita Fantasy Indonesia aku masih ragu
menyentuhnya ketika berdiri di depan rak-rak yang berderet di toko-toko buku,
setidaknya sampai aku membaca buku ini :
Antologi Fantasy Fiesta ini aku miliki secara tidak sengaja sebagai
hadiah yang tak bisa dipilih pada acara temu Goodread Indonesia beberapa hari yang lalu di TM
Bookstore Depok sebagai doorprize. Dan setelah membaca satu persatu ceritanya
aku berfikir : Sebagai cerita pendek yang ditulis oleh penulis-penulis muda
Indonesia, ini keren! (itu menurutku, entah menurut kalian). Cerita-ceritanya
memang banyak terinspirasi pada beberapa film atau cerita asing namun bahasa
yang apik, imajinasi yang kreatif bolehlah kita berikan jempol buat mereka.
Antologi ini terdiri dari dua puluh cerita hasil audisi Sayembara Menulis
Cerpen Fantastic Fiction 2011 yang ditulis oleh dua puluh penulis dengan tema
beragam. Judul-judulnya adalah Bentala Imaji, Bhupendra Gagan, Dongeng Kanvas,
E(Epsilon), Enam Belas Menit, Hari Terakhir Ishan, Hikayat Pungguk Merindukan
Bulan, Kembali ke Morova, Kisah Sang Kerudung Merah, Leyl-Hasrat Bebas, Menuju
Akhir Masa, Misteri Pulau Goudian, Neil/Lien, Noel, Oris, Petra, Selamanya
Bersamamu, Selamat Datang di Wonderland, Tukang Sapu dan Wanita Pembisik. Itu judul-judulnya, kalau ceritanya cari tahu aja dengan membaca sendiri ya
^^
Dan bagi kamu-kamu yang suka menulis Cerita seperti ini, kebetulan Sayembara Menulis Cerpen Fantastic Fiction 2012 kembali diadakan. Ayo ikut serta!
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
13 komentar :
Posting Komentar