Anak-anak Madagascar : Dimly.
![]() |
Dimly dan adiknya |
Namanya
Dimly, umurnya aku tidak tahu pasti tapi sekitar tujuh atau delapan tahunan
sepertinya. Sekilas tak ada istimewanya dia, malah jika dibandingkan anak-anak
‘beruntung’ lainnya yang terlahir dalam keluarga berkecukupan dengan orangtua
yang sangat perduli pada tumbuh kembang dan pengembangan karakter anak, Dimly
mungkin tidak beruntung. Karena besar secara alami dengan didikan alam yang
‘apa adanya’. Tak adalah les-les pengembagan bakat yang dia ikuti, bisa
sekolahpun rasanya sesuatu yang luar biasa baginya. Meski tak tahu pasti hingga jenjang setinggi apa yang akan ia raih.
Dimly
termasuk anak-anak yang sering main ke rumah. Dari bajunya yang kotor dan
itu-itu saja aku bisa menebak latar belakang kehidupan ekonomi keluarganya. Seperti
juga penduduk lain Madagascar yang menurut riset 70% berada di bawah garis
kemiskinan. Tapi ada sesuatu pada
dirinya yang membuatku ingin mengajaknya dalam pusaran ambisiku ingin
menularkan virus menjadi pemimpi padanya. Ia punya karakter yang kuat, itu yang
aku lihat setelah beberapa kali ia bermain ke rumah. Ia termasuk yang paling ‘lancang’
dan ‘agresif’ untuk diizinkan masuk dan membongkar mainan yang aku sediakan
juga buku-buku cerita yang memang belum seberapa itu. Sangking agresifnya dia
pernah membuatku marah dan memarahinya dengan tegas. Begini ceritanya :
Suatu
Minggu sekitar pukul sembilan pagi beberapa anak telah datang. Karena aku harus merapikan
rumah aku tak bisa terus mengawasi mereka aku meminta dadabe, gardien kami
untuk menutup pintu pagar dan membatasi jumlah anak yang masuk. Dimly termasuk
anak yang sudah berada di pekaranganku. Beberapa menit kemudian ketika aku
sibuk dengan urusan rumah tanpa sengaja mataku melongok ke luar dari jendela
dan tampak Dimly memanjat pintu pagar!. Pintu yang diatasnya tegak besi-besi
runcing, yang tingginya hampir tiga meter!.
Mungkin
sedikit paranoid. Tapi beberapa teman telah memperingatkan tingkat keamanan
yang rendah di Antananarivo ini. Perampokan kerap terjadi apalagi bagi
orang-orang asing yang belum mengerti benar kondisi masyarakat local seperti
kami. Nah jika anak sekecil Dimly bisa seenaknya keluar masuk rumahku, aku jadi
khawatir dengan keamanan kami. Apalagi rumah kami terletak di kawasan rawan,
berbaur dengan rumah-rumah penduduk lokal.
Aku
memanggil dan memarahinya. Betapa tak sopan apa yang ia lakukan, betapa ia
harusnya minta izin dulu kepadaku untuk keluar atau untuk masuk kedalam rumah. Ia
terdiam menunduk dan takut-takut. Disebelahnya adiknya yang berusia di bawah
tiga tahun tak tahu apa-apa bahkan tak sadar ialah sebenarnya yang menjadi
penyebab Dimly nekad memanjat pagar, keluar pulang sebentar ke rumahnya,
menggendong adiknya dari rumah lalu memanjat lagi masuk ke rumah dan membuka
pintu untuk adik kecilnya itu. Tentu aku juga awalnya tak tahu alasan Dimly.
Tapi setelah ia pulang setelah berlalu beberapa hari dan ia seperti ragu-ragu
menegurku ketika kami bertemu di jalan aku jadi berpikir: apa yang ia lakukan
itu bisa disebut inisiatif dan jika diarahkan ke hal yang positif tentu akan
baik bagi masa depannya. Inisiatif, berani mengambil resiko dan bertindak cepat dan sigap. Jika ia besar tetap dengan sifat seperti itu bukan
tidak mungkin ia akan membawa keluarganya keluar dari kemiskinan, siapa
tahukan?. Apalagi rasa perduli dan kecintaannya terhadap adik-keluarganya tetap
dijaga. Harusnya aku bisa melihat karakter posisitif dari Dimly.
Sejak
saat itu aku jadi sering ‘memata-matai’nya secara sengaja ataupun tidak. Aku jadi
tahu Dimlylah yang sering merapikan buku-buku dan perlatan tulis lainnya
setelah dia dan anak-anak lain menggunakannya. Dimly yang selalu digelendoti
adiknya ketika ia bermain dan Dimly yang terakhir keluar karena dia yang sering
mengingatkan teman-temannya ketika waktu izin berkunjung habis. Dan beberapa
kali juga aku melihatnya mengangkat air menggunakan jirigen yang tampak berat
dari tempat penampungan air massal ke rumahnya. Juga mengangkat keranjang besar
berisi sayur yang sepertinya jualan ibunya di pinggir jalan.
![]() |
Menggulung tikar sebelum pulang tanpa ada yang menyuruh |
Dan,
yah dia tak beruntung seperti anak-anak yang lahir dalam keluarga mampu dengan
orangtua yang selalu sigap mengasah potensi anaknya, tapi orangtuanya beruntung
memiliki anak sepertinya. Wish the best for you Dimly.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Kisah Dimly ini sangat menggugah anak-anak lainnya bila diceritakan secara verbal. bisa memotivasi dan dan tetap mensyukuri hidup ini. Tulisan yang inspiratif kak.
BalasHapusMakasih Doni, anaknya yang memang menginspirasi tulisan ini :). Secara verbal kakak baru ceritain ke anak2 di rumah.
BalasHapusDimly hebat ya kak. semoga apa yang kakak harapkan juga liza sebagai pembaca tulisan ini terkabul. dimly memberikan energi positif bagi keluarganya. btw, ada juga tikar pandan di madagaskar ya kak? hehehhe salam ya untuk dimly dari Liza...
BalasHapuskak haya, di settingan komentarnya, tambahi name/url dong biar liza bisa langsung komen pake url blog
saleum
www.liza-fathia.com
Aminnnn, tikar pandan disini juga banyak Za:D. Iya ntar disampein iar dia penasaran sama Liza..
HapusDone ya..tadi sempat muter2 di dashboard baru bisa hehe
Rajin ya anaknya fus
BalasHapusIya kak.
Hapusmudah-mudah an segera lahir dimly-dimly yang lainnya. salam kenal
BalasHapusAmin, salam kenal juga Ivanna.
HapusMudah2an Dimly jadi orang sukses jika ia besar kelak..Salut untuk inisiatif2 positifnya Dimly..
BalasHapusAmin...semoga ya mbak.
HapusMoga Dimly gak salah jalan deh.. sayang dengan jiwa tanggungjawab yang dia miliki pada adik-adiknya
BalasHapusAmin...
HapusDimly mempunyai hati yang tulus, semoga bisa menjadi orang sukses nantinya,,,
BalasHapusMbak ikutan Giveaway saya yuk, :D siapa tahu kali ini menang.
http://arrrian.blogspot.com/2013/06/arr-rians-giveaway.html
Amin...oke aku liat2 dulu ya... :)
Hapussemoga jiwa bertanggung jawabnya bisa menular ke anak-anak lainnya ya
BalasHapusAmin...
HapusAh, betapa Dimly anak yang bertanggung jawab. Smoga kelak dewasa menjadi orang yang berhasil & Sukses, Aamiin..
BalasHapusMbak Haya jauh sekali di Madagascar.. Sehat selalu mbak.. :)
Amin...iya nih mbak Deva, semoga mbak Deva dan keluarga juga sehat selalu.
HapusSalam kenal, mbak Haya.. Kunjungan perdana sy ke blog sampeyan :-)
BalasHapusDirimu tinggal di Madagascar kah..? Luar biasa, pastinya mendapat pengalaman yg tak ternilai ya mbak.. :-)
Terlebih lagi jika bisa berinteraksi dengan anak2 seperti Dimly.. :-)
Roda dunia terus berputar ya, semoga kelak Dimly dan teman2 bisa menjadi orang sukses :-)
Salam kenal juga mbak Tia, makasih kunjungannya :) Iya sementara ini di Madagascar semoga dapat pengalaman berharga.
HapusAmin
Hai Haya, salam kenal.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung ke TE. Aku senang sekali membaca pengalaman seperti ini. Dimly yang punya sifat-sifat yang pempimpin pasti akan lebih bisa diandalkan negaranya jika bisa menikmati pendidikan yang tepat.
Masih ingin sate padang? Aku juga! Kalau tidak tahan, coba buat saja mbak ;)
Salam kenal juga mbak Imelda. Terimakasih banyak mau singgah disini mbak.
HapusBanget! hehehe memang pilihannya seperti itu mbak, harus coba bikin sendiri nih.
anak yang sangat hebat menurut saya
BalasHapusmenurut ane juga begitu
HapusSetuju ^^
HapusMasyaAllah... semoga Dimly memiliki nasib yang beruntung ya.. kasihan anak sekecil itu, sepertinya kurang perhatian dari ortu nya ya mba?
BalasHapusKarena kondisi ekonomi mbak.
HapusKakak, ini kunjungan pertamaku. Madagascar? Waaah... Ada pula anak seperti Dimly yang sepertinya akan menjadi generasi muda yg berjiwa pemimpin.
BalasHapusSalam blogging!!
Makasih kunjungannya Ein...amin semoga dia bisa ya.
Hapusthat's just too awesome to handle it
BalasHapusyou're right.
Hapushebat sekali Dimly
BalasHapusberdesiran hati saya membacanya
Setuju pak :)
Hapusembaak
BalasHapussalam kenal..
wah di madagaskar.. aku kira di kalimantan liat fotonya :/
ternyata masih banyak orang-orang yang terus berjuang untuk kehiduapnnya ya..
kita juga nggak boleh kalah dari mereka ^^
Cerita yg inspiratif mak.
BalasHapusHalo mak... kunjungan perdana nih,,, ternyata inong Aceh ya, pantesan cantik banget kaya aku hehehe......
BalasHapusbtw Dimly hebat ya, smeoga kehebatannya menular ke anak2 lainnya. gimana rasanya tingga di Madagaskar mak? seru pasti ya ;)
ijin nyimak artikel nya gan
BalasHapusterimakasih atas informasinya