Hobimu apa?
Pertama-tama,
aku harus benar-benar minta maaf sama blog tersayang ini. Lihat saja, tulisan terakhir yang terposting adalah bulan April yang lalu!. Hiks... aku layak histeris dan merasa gagal dalam merawat dan membesarkan blog ini yang dulu kuanggap lebih penting dari tembok rumah yang penuh coretan itu.. hiks..hiks lagi… #lebai.
Beberapa bulan kemarin itu memang seperti tak ada niat sama
sekali menulis di blog, malas juga bosan. Alasannya mungkin karena tampilan
blog yang tak pernah diganti?, mungkin!. Alasan lain lagi mungkin karena aku dan segala konsentrasi yang aku punya sedang teralihkan untuk menikmati hobi baru :
postcrossing!.
Hobi yang seperti menjadi candu setiap kali melihat kartu-kartu
bagus di grup khusus Direct Swap di facebook sana. Selalu tergoda untuk mau tukaran kartu meski
lalu harus melakukan pengorbanan tak mudah. Dompet menjadi lebih tipis dan uang belanja yang harusnya buat makan orang serumah kepake.. ^^. Huhuhu... My bad!. Sebenarnya harga
kartu dan perangkonya tak terlalu mahal, tapi kalau swapnya sampai lima puluh
kartu? Iya lima puluh!. Harganya jadi sebanding sama uang makan buat seminggu!
Huhuhuhu maaf akan aku suami dan ank-anakku.. aku khilaf!.
Modal untuk tukaran, kartu pos Madagascar milikku. |
Maka setiap kali berada di kantor pos aku
berjanji, udah! Ini swap yang terakhir
harus berhenti dulu setidaknya sampai bulan depan!.. Tapi itu bukan hal yang mudah, begitu banyak godaan menggoyahkan iman. Karena Madagascar termasuk
dalam “Hard to get countries!” Permintaan swap untuk tukaran kirim kartu pos begitu banyak datang dengan kartu-kartu keren atau dari negara-negara yang masih belum ada di daftar koleksiku. Soalnya aku bertekad untuk mengumpulkan setidaknya satu kartu dari setiap negara. Jadinya seperti tantangan tersendiri. Jadi kalau sudah begini lagi-lagi bakal jawab "Ok, ayo kita tukaran!"
Siapa yang bisa nolak kalau ditawarin tukaran kartu dengan kartu unyu-unyu inih ^^ |
Atau kartu dengan view keren begini! |
Atau dari negara-negara jauh seperti yang ini! |
Yang ini juga tak kalah keren kan?! |
Jadi ya kemarin itu ceritanya aku
kembali lagi harus berpetualang ke kantor pos untuk mengirim kartu-kartu yang sudah aku janjikan ke swappers lain. Perginya dari rumah naik Taxi dengan
harga standar tujuh ribu ariary karena abang Taxinya sudah kenal. Masalahnya
terjadi ketika aku akan pulang, Taxinya minta 20.000 ariary alasannya macet!. Jadi hampir tiga kali lipat dari tarif normal!. Gengsi dan ego yang mulai berbicara. Tak sudi! Jangan dikira karena aku bukan orang lokal bisa dikibuli dengan harga yang abnormal. Maka aku mencari Taxi lain yang ternyata juga memberikan harga yang tak bisa aku terima, termurahnya bisa tiga belas ribu ariary. Aku berlagak pergi dengan harapan tukang Taxinya manggil... eh sampai jauh ternyata nggak dipanggil juga. Mungkin memang macet banget kali ya... Terus pulang naik apa dong?. Jalan kaki? Bisa gempor!. Pilihan lainnya adalah naik bus umum!. Biasanya aku termasuk orang yang tak suka petualangan, juga rada-rada lemot otak kalau masalah arah : timur, barat, selatan, utara. Juga tak terlalu suka mencoba hal baru apalagi sendirian. Tapi kali ini kayaknya harus keluar dari 'comfort zone' #halah!. Siang itu nekat aja berjalan ke stasiun bus terdekat. Ini Afrika Haya! Hati-hati!. Bisik hati kecil mengingatkan. Ah, biasa aja kali... udah dua tahun lohhh masak masih takut berbaur naik bis? Lagian dulu juga kemana-mana naik omprengan kan?. Kalau dipikir-pikir ini malah inisiatif yang terlambat! Jadi malu sama mas Agustinus Wibowo yang nulis buku perjalanan ke negara-negara Asia Tengah sana.
Penampakan bus umum |
Sampai di pemberhentian bis yang hanya ditandai dengan plang kecil
bertulis Arret de Bus di depan sebuah rumah makan Malagasy aku bingung lagi mau
naik bis yang mana. Celingak celinguk cari papan nama arah dan yap tak lama nemu juga bus dengan tulisan Ankorondrano di kaca jendelanya. Aku malas bertanya lagi pada kernetnya langsung
masuk berjejal ke dalam bus. Semua kursi telah terisi. Eh ternyata di lorong
antara dua deret kursi itu ada kursi cadagan berbentuk papan panjang yang bisa
diletakkan di ujung kedua bangku deret kanan dan kiri (bisa bayangin?).
Disitulah aku duduk sambil memeluk erat buntalan tas kain batik bunga-bunga
berwarna orange (halah penting banget dijelaskan :D). Temanku pernah bercerita
kalau di bus ini banyak pencopet. Guru Bahasa Perancisku pernah kehilangan
handphone, neny yang kerja di rumah pernah kecopetan uang, ada juga yang tasnya
diraba-raba. Aku benar-benar menjadi waspada dengan orang-orang di kanan dan
kiri. Untunglah aku tak pakai berlian (emang punya? Kagak! hehehe).
Dan ketika bus melaju ternyata jalanan lengang tak macet!. Tuh kan supir taxi aja yang parno!. Angin dari jendela kanan dan kiri bertiup sepoi. Ok mari nikmati perjalanan ini.! Beberapa kali bus berhenti di Arret de Bus untuk menurunkan dan atau menaikkan penumpang. Semakin lama bus menjadi semakin lapang, akupun pindah ke kursi dekat jendela dengan tetap memeluk buntalan tas kain batik bunga-bunga berwarna orange milikku (eh keulang ya?).
Dan ketika bus melaju ternyata jalanan lengang tak macet!. Tuh kan supir taxi aja yang parno!. Angin dari jendela kanan dan kiri bertiup sepoi. Ok mari nikmati perjalanan ini.! Beberapa kali bus berhenti di Arret de Bus untuk menurunkan dan atau menaikkan penumpang. Semakin lama bus menjadi semakin lapang, akupun pindah ke kursi dekat jendela dengan tetap memeluk buntalan tas kain batik bunga-bunga berwarna orange milikku (eh keulang ya?).
Pemandangan kanan dan kiri terlihat familiar, membuatku yakin tak tersesat. Ya iyalah secara
Analakely ke Ivandry itu memang termasuk masih dalam area jangkauan, belum keluar dari Antananarivo. Tapi ketika sampai di
persimpangan LA City bus tidak berbelok ke kanan namun terus saja lurus. Oh no!
Aku dibawa menjauhi rumah sekarang. Tapi tetap tenang. Kata kunci yang
kuingat adalah "Bismialak!" artinya "kiri bang!". Tapi bus tetap berjalan sombong tak akan mau menurunkan penumpang jika bukan di Arret de Bus, itu artinya bus baru berhenti
beberapa meter ke depan. Dan ketika berhasil turun aku harus berjalan atau memanggil taxi-taxi kuning yang terparkir di sepanjang jalan menunggu penumpang. Ah, sudah sejauh
ini masak akhirnya harus naik taxi juga?. Aku lebih memilih berjalan kaki
sekitar lima ratus meter dan menunggu bus lain ke arah yang benar,
Sebuah bus berhenti. Kali ini aku bertanya pada kernetnya yang
masih berumur belasan tahun! Harusnya ia masih sekolah. "Ambojatovo?". "Oui madam." dia mengangguk. Aku masih ragu
berjalan melewatinya ke depan bus memeriksa tulisan di kaca depan.
AMBOJATOVO. Baru aku naik. Kali ini bus tampak lebih kosong hanya beberapa kursi yang terisi
dan memang bus ini membawaku pulang ke rumah. Rasanya bangga berhasil menyelamatkan duapuluh ribu ariaryyang kupunya. Karena tiket bus hanya seharga empat ratus ariary!.
Oya, judulnya 'Hobimu apa?'. Jadi apa hobimu temans?.
Happy Blogging! ^^
Oya, judulnya 'Hobimu apa?'. Jadi apa hobimu temans?.
Happy Blogging! ^^
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Wih pengalamannya seru mak :))) jadi pengen naik bus di sana. Hehe pasti aku bakal celingak-celinguk selama lima menit, duduk minum es, terus nelpon orangtua. Hiks.... Foto2 di kartunya bikin mupeng (muka pengen).
BalasHapusDi dalam bis nggak bakal berani ngeluarin hp mbak... hehehe takut hilang. Iya kartunya memang bikin ketagihan :D
HapusMemang harus mencoba dulu pada awalnya mbak agar memiliki pengalaman kedepannya :)
BalasHapusBener itu... setuju! :)
Hapusexperience is the best teacher
BalasHapussampai kapan pun yang namanya pengalaman pasti sangat berharga dan kita bisa belajar dari sana
anywat kunjungan pertama nih mbak haya :) #happyblogging
Pengalaman itu tak diajarkan di bangku sekolah kan ya mbak Ananda? Sipps.. Makasih kunjungannya ya mbak. Happy always..
HapusKayaknya nufus memang harus ganti template yang profesional dan dan mempermak blog (dalam artian bayar jasa blog design) biar rajin nge-post,. Eh malah bahas yang bukan 'hobiku', xixixiiiii
BalasHapusWah Nufus juga malas ngurusin tampilan kak... Kak Eqi pake jasa Blog Design?
HapusSejak mengenal blog hobi saya menulis. Btw, kartu posnya cantik-cantik tuh.
BalasHapusSama mbak Ika... ngeblog itu seru ya.. Terimaksih
HapusAsyik ya. Hihi, jadi inget aku dulu juga sering tuker-tukeran sama temen, tapi via surat. Jebol deh dompetnya karena itu. Apalagi pas masih sekolah :D Sekarang udah jarang, mba. Hehe
BalasHapusSekarang sudah era online ya Ila... Mencari teman jadi lebih praktis memang ^^
Hapusmenarik juga ya tuker2an kartupos, kayaknya
BalasHapusIya mbak Tira... menarik ^^
HapusKartunya keren2 kak...aku mau ding kapan2 dikirimin jg ;)
BalasHapusBoleh Kak Muna... :)
HapusSaya sudah pergi ke 21 negara dari 5 benua, ingin menulis traveling. Sayangnya saya nggak punya catatan lengkap tentang apa yang saya lakukan da ke mana saja saya pergi,hanya foto saja..hix
BalasHapusHobi saya menulis sejak kecil (niru jawaban artis) Sayangnya saya terlambat menerbitkan buku. Setelah pensiun baru punya buku.
Saya punya perangko Hari Kemerdekaan Namibia karena pernah bertugas dalam misi perdamaian(UNTAG) di negeri ini. Sayangnya, lupa meletakkan di mana barang itu berada. Mungkin di gudang di rumah kampung saya sana.
Terima kasih atas artikelnya yang menarik.
Salam hangat dari Surabaya
Kalau dijadikan buku pasti keren Pak Dhe... 21 negara! Itu sudah keliling dunia benar-benar... Kalau dikumpulkan dari cerita foto mungkin bisa ya pak Dhe... Semangat Pak Dhe! Semoga Perangkonya ketemu ya Dhe... sangat berkesan pasti.
HapusTerimakasih dan salam tak kalah hangat dari Madagascar
Mira juga suka ngumpulin postcard. Tp seringnya emang buat dikirim ke tmn2 lama.. Jdnya tiap kemana..beli postcard..pasti kirim but alumni daerah itu yg udh nyebar dimana2 :D
BalasHapusYang seperti itu memang terasa lebih personal ya Mira ^^
HapusTenang...aku juga angot2an kok isi blog, tergantung mood :v :v
BalasHapusTu kartu keren2 banget semuahhh
tosss mak ^^
Hapus