Hira Gasy : Tarian Pemuja Leluhur
Salah-satu kesenian pertunjukan rakyat Malagasy yang populer adalah Hira Gasy yang juga dikenal dengan sebutan Vakondrazana atau tarian pemuja leluhur. Tak hanya ditampilkan pada acara-acara penting negara namun juga pada pesta pernikahan, acara kematian atau pun selingan pidato para kandidat tokoh politik dalam kampanye-kampanye pemilihan umum. Menonton pertunjukan ini bagiku sama dengan menonton aksi teatrikal.
Sabtu pagi, udara panas, matahari bersinar terik. Aku lupa, tepatnya malas mengenakan topi dan kacamata hitam seperti orang-orang di sekitarku. Untungnya jilbab yang kukenakan cukup menjadi pambatas paparan matahari agar tak membakar ubun-ubun. Ini kali pertama aku akan melihat Hira Gasy.
Menurut sejarah, Hira Gasy sebagai pertunjukan tradisional masyarakat Malagasy diciptakan menjelang akhir abad ke-18 oleh Raja Andrianampoinimerina. Ketika itu sang raja ingin agar para rakyatnya mendengarkan pidatonya, ia meminta para musisi untuk datang menampilkan pertunjukan musik yang ia selingi dengan pidatonya. Perpaduan pidato, lagu dan musik menjadikan Hira Gasy serupa pertunjukan teater. Setelah itu, selama masa penjajahan Perancis juga beberapa masa pergantian kekuasaan Hira Gasy tetap dipertahankan sebagai penarik kumpulan massa. Dan hingga kini fungsinya tetap dipertahankan malahan lebih dikembangkan sebagai seni pertunjukan rakyat dengan lebih lugas dan ekspresif.
Kali ini Hira Gasy ditampilkan dalam rangka perayaan Tahun Baru Malagasy yang jatuh pada bulan Maret. Aku disana, berada diantara para penonton yang tak banyak.
Deretan bangku lipat di bawah tenda tampak banyak yang kosong, kecuali beberapa deretan depan yang ditempati oleh tamu kehormatan dan deretan paling belakang yang bisa ditempati siapa saja.. Bangku panjang yang terbuat dari semen di seberang kami juga hanya diduduki oleh beberapa orang, yang mungkin hanya kebetulan lewat atau tinggal tak jauh dari sini. Padahal kegiatan ini telah disiarkan melalui radio berulang-ulang, sebagai pesta rakyat. Mungkin, banyak yang lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain bersama keluarga. Bagi rakyat setempat Hira Gasy sudah sering mereka tonton.
Sabtu pagi, udara panas, matahari bersinar terik. Aku lupa, tepatnya malas mengenakan topi dan kacamata hitam seperti orang-orang di sekitarku. Untungnya jilbab yang kukenakan cukup menjadi pambatas paparan matahari agar tak membakar ubun-ubun. Ini kali pertama aku akan melihat Hira Gasy.
Menurut sejarah, Hira Gasy sebagai pertunjukan tradisional masyarakat Malagasy diciptakan menjelang akhir abad ke-18 oleh Raja Andrianampoinimerina. Ketika itu sang raja ingin agar para rakyatnya mendengarkan pidatonya, ia meminta para musisi untuk datang menampilkan pertunjukan musik yang ia selingi dengan pidatonya. Perpaduan pidato, lagu dan musik menjadikan Hira Gasy serupa pertunjukan teater. Setelah itu, selama masa penjajahan Perancis juga beberapa masa pergantian kekuasaan Hira Gasy tetap dipertahankan sebagai penarik kumpulan massa. Dan hingga kini fungsinya tetap dipertahankan malahan lebih dikembangkan sebagai seni pertunjukan rakyat dengan lebih lugas dan ekspresif.
Kali ini Hira Gasy ditampilkan dalam rangka perayaan Tahun Baru Malagasy yang jatuh pada bulan Maret. Aku disana, berada diantara para penonton yang tak banyak.
Deretan bangku lipat di bawah tenda tampak banyak yang kosong, kecuali beberapa deretan depan yang ditempati oleh tamu kehormatan dan deretan paling belakang yang bisa ditempati siapa saja.. Bangku panjang yang terbuat dari semen di seberang kami juga hanya diduduki oleh beberapa orang, yang mungkin hanya kebetulan lewat atau tinggal tak jauh dari sini. Padahal kegiatan ini telah disiarkan melalui radio berulang-ulang, sebagai pesta rakyat. Mungkin, banyak yang lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain bersama keluarga. Bagi rakyat setempat Hira Gasy sudah sering mereka tonton.
Beberapa penari laki-laki dengan pakaian seragam berwarna terang bergegas menempati posisi mereka di tanah lapang yang luas tadi, mengabaikan panggung tinggi di samping lapangan. Mereka berjongkok menunggu MC membuka acara juga menunggu beberapa kalimat sambutan para tokoh selesai di atas panggung. Lalu Hira Gasy pun dimulai :
Awalnya, beberapa dari mereka akan memainkan alat musik, menarik perhatian para penonton. Bisa saxofon atau drum dengan irama serupa musik pembuka kemiliteran. Sementara penari wanita tampak di luar lapangan, merapikan dandanan dan pakaian.
Lalu, Mpikabary, julukan bagi pembawa kabar, biasanya yang juga adalah pemimpin rombongan akan melepas topi jerami miliknya dan mengumuman dimulainya pertunjukan. Ia akan mengundang para penari wanita untuk memasuki lapangan sambil menjelaskan tema (miditra indray) pertunjukan mereka dengan bahasa puitis dan peribahasa Malagsy (ohabolana).
Lalu, Renihira berupa nyanyian-nyanyian akan terdegar diiringi musik (penyanyi berdiri, musisi duduk). Biasanya para penyanyi akan bersikap seolah menyampaikan pesan dengan ekspresi dan gerakan tangan yang sesuai.
Lalu, Dihy berupa tari-tarian yang diselingi dengan pertunjukan akrobatik yang konon memiliki kemiripan dengan kesenian tari dan seni bela diri dari Asia Tenggara.
Apa pesan yang bisa aku tangkap dari pertunjukan hari itu? Ini tentu tentang perkawinan dan nilai-nilai dalam berumah-tangga. Tampak jelas dari adegan :
Lelaki separuh baya yang memerankan seorang lelaki yang pulang ke rumah dalam kondisi mabuk. Ia marah kepada semua wanita di rumahnya, melakukan adegan kekerasan dalam rumah tangga. Namun wanita yang berperan sebagai sang istri tak tinggal diam, meski telah menerima beberapa pukulan, ia bangkit, mengucapkan serupa syair pembelaan. Ia menatap keras melawan sang suami.. lalu bersikap mengusir suaminya dari rumah. Syairnya perpaduan kegeraman dan kesedihan. Ia menatap kepada penonton, mengatakan yang aku tangkap sebagai pesan 'Jangan mau dikasari lelaki mabuk. Kita, wanita juga berhak memilih kehidupan rumah tangga yang baik, berhak diperlakukan adil'. Ok, got it! Pertunjukan ini memang sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang. Kasus KDRT di Madagascar temasuk tinggi. Lalu di akhir kisah sang suami, menyesali perbuatannya dan meminta maaf pada istrinya.
Dan, Zanakira atau Vakondrazana atau simpulan dari pertunjukan tadi. Disampaikan oleh sang pemimpin pertunjukan.
Bentuk pertunjukan Hira Gasy tak selalu serupa dengan yang aku tonton tadi, akan berbeda-beda tergantung tema dan pesan yang akan disampaikan. Bisa mengenai masalah kehidupan sosial masyarakat lainnya, masalah pertanian, politik juga perdagangan.
Referensi :
http://www.goethe.de/ins/za/prj/wom/osm/en9575566.htmReferensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Hiragasy
Happy Blogging!
Haya
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Subhanallah nama rajanya panjang sekali :')
BalasHapusKalau boleh tau, Mba Haya di madagaskar sedang kerja kah?
Iya panjang, namun nama sultan dan gelar raja-raja nusantara dulu juga panjang-panjang ya?. Suami yang kerja disini mbak Zahra. Terimakasih
HapusIya panjang juga. Namun rasanya nama raja di nusantara dipisah2 per kata. Ini namanya disatukan :D
HapusOya waktu saya baca novel Bulan nya Tere Liye saya menemukan nama Baobab. Saya kira itu imajinasinya Tere Liye saja, ternyata memang ada ya di Madagaskar :)
Iya :) Eh, Aku juga pernah nonton film dengan prasangka yang mirip sama Zahra. Film Golden Compass, kirain tempat-tempatnya fiktif ternyata memang ada. :D
HapusNama Raja Thailand lebih panjang lagi Zahra. Kayak satu kalimat namanya :D
HapusWaah kereeenn! Kalo ikutan nontonin avcara rakyat, palagi yg semi-mystical gitu kayaknya asik ya. Btw, itu rajanya perempuankah? Namanya unik :)
BalasHapusRaja nya lelaki mbak Putu, memang sempat juga Kerajaan Merina dipimpin oleh Ratu, semoga lain kali bisa ditulis juga ;)
Hapusterima kasih mbak
Haya sekarang domisili madagaskar yah?
BalasHapusIya mbak. sementara ini :D
Hapusvery interesting...pertunjukan tradisonalnya meriah sekali......dan sejarahnya seru juga ya mbaaa....saya suka kostumnyaaa..
BalasHapusTerima kasih mbak ^^
HapusSaya juga suka kostumnya apalaagi rok maxi warna kuning yang dipakai ibu-ibu itu keren :).
BalasHapusKadang kesenian bgini ini bisa fektif ya untuk meningkatkan kesadran masyarakatnya tentang KDRT saya jadi ingat tulisan mbak haya remaja2 cewe di madagascar yang hamil diusia muda :(
Seperti seni pertunjukan wayang di zaman-zaman dahulu ya mbak.. Wah kalau tentang hamil muda itu memang banyak sekali kasusnya mba :(
HapusMaknanya keren yaaa... Kostumnya apalagi :D
BalasHapusSederhana tapi meriah ya :)
HapusSetiap tempat punya tradisinya masing-masing dalam merayakan sesuatu, ya Mbak. Menarik sekali seandainya bisa melihatnya langsung.
BalasHapusIya Sofia, Indonesia juga kaya ragam budaya dan pertunjukan ya ^^
HapusMenarik. Gasy sendiri artinya apa ya Mbak? Kok ada di Malagasy, di Hira Gasy juga XD
BalasHapusGasy itu kayaknya artinya 'kampung' gitu Na soalnya kalau aku masu pesan ayam kampung pasting bilangnya 'Poullet Gasy'
HapusNtar deh tanya lagi sama teman sini..
Semua negara kayaknya juga punya tradisi senada ya Jeng.
BalasHapusMungkin perlu kemasan baru agar rakyatnya antusias nonton (lagi)
Terima kasih sajiannya yang menarik
Salam hangat dari Jombang
Iya dhe, setiap negara punya budaya yang unik. Sajian yang lebih kekinian disesuaikan dengan jiwa anak muda sekarang memang perlu tampaknya Dhe.
HapusTerima kasih juga
Salam tak kalah hangat dari sini Dhe ^^
Bagus deh masih banyak warga Indonesia yang masih menjaga tradisi daerahnya :))
BalasHapusTerima kasih
HapusMbaak .. kerennya jika dirimu bikin buku traveling :)
BalasHapusAmin mbak, semoga suatu saat ya mbak Niar :) :)
Hapustapi sekarang kayaknya aku masih ragu apa orang2 akan tertarik dengan 'Travelling di Madagascar' hehehe..
Asyiknya bisa nonton pertunjukan kaya gini secara langsung
BalasHapusIya mbak asikk :D
Hapusdulu jangankan tahu budaya Malagasy, kota dan negara nya aja masih asing ditelinga saya. tapi sejak kenal haya didunia maya serta sering baca tulisan2 haya, jadi banyak tahu ttg Malagasy. wisata2 dan budayanya sangat menarik
BalasHapusSalah satu dr keuntungan blogging ya kak Lisa ;) Makasih kak ^^
Hapusdi sana bahasa pengantarnya apa Haya? nonton ini tentu paling nggak mesti ngerti bahasanya ya....
BalasHapusBahasa Malagasy mbak Monda.. Aku nggak ngerti juga sih tapi dijelaskan sama teman yang duduk dekat.. ada teman Malagasy yang bisa bahasa Indonesia ;) terus juga cari-cari tahu di internet.
HapusArtikel ini memberikan wawasan terbaru buat saya, wacana pembahasan ini sangat bermanfaat. Terimakasih :)
BalasHapusTerima kasih ^^
HapusSeru banget bisa lihat langsung tariannya :)
BalasHapuskanyanya seru tuh kalau lihat langsung
BalasHapusWah seru yah mba acaranya, pengen liat langsung ke sana :D
BalasHapusnamanya itu loh unik2 hehe...
BalasHapuskalau melihat langsung tarian2 gitu tuh aroma2nya mistis gitu ya mba, jadi mrinding2 gimana karena nyanyian2nya :D
Sunguh kaya negeri ini akan budaya nya. salut dah!
BalasHapusjadi tarianya tergantung tema ya,gerakan berbeda-beda. Ada videonya gak? :)
BalasHapusTariannya tidak terlalu berbeda-beda mbak.. Namun orator yang menyampaiakn berita atau ketika ada 'main peran' itu yang digubah. Video, aku nggak punya mbak.. Mungkin di Youtube ada kali ya..
HapusMbak, gimana rasa nya tinggal disana ??? kayak di film2 kartun yaaa. Denger nama nya aja keren hahaha
BalasHapusHira Gasy, saya baru tahu tarian ini. Kebanyakan tarian tradisional menyangkut spiritual ya ^^
BalasHapuswah sayang gak ada videonya ya , jadi pengen lihat tariannya..
BalasHapus