Perjalanan Menuju Tsingy de Bemaraha
Yang namanya keinginan itu selalu
ada dan ada.. Tercapai yang satu, muncul lagi yang lain. Tak puas-puas.
Betul?. Macam-macam keinginan itu tentu tergantung minat dan kesenangan.
Kalau ada yang tanya apa yang aku inginkan saat ini, jawabannya juga
akan cukup panjang. Di antaranya ya... Melihat pertambangan batu permata
di Ilakaka, berpose di depan gunung Isalo di Toleara, melihat parade
dolphin di Sainte Marie, leyeh-leyeh di Nosy be juga menjumpai komunitas
muslim terbesar madagascar yang bermukim di Diego. Semuanya ada di
wilayah Madagaskar. Tapi, rentangan tangan tak akan mampu meraih
semuanya. Ada keterbatasan juga kewajiban lain yang harus ditunaikan.
Waktu, tanggungjawab pekerjaan juga biaya. Jadilah, harus ada
pilihan-pilihan logis… Pilihan logisnya seperti apa?. Tentu perjalanan
yang berkesan namun tak menggerogoti kantongku ehhh kantong si abang
deh. :D Tapi aku termasuk orang yang menganggap kalau kita punya
keinginan, ada saja jalan untuk mewujudkannya. meski tak semua...Yang
penting berani pasang target tinggi meski hasilnya tak akan setinggi
target.
Contohnya
adalah keinginanku untuk mengunjungi National Park Tsingy de Bemaraha
di Region Melaky. Keinginan itu rasanya syuuussahhh diwujudkan. Bukan
karena jauh, medannya berat atau hitung-hitungan biaya yang akan kami
keluarkan termasuk 'lumayan'... namun juga karena aku inginnya pergi
bersama anak-anak. Banyak yang meragukan perjalanan kami akan mudah
dengan membawa Anas (9 tahun) dan Azzam 5 tahun). Tapi.. lebih baik
mencoba daripada menyesal. Mencoba sampai aku tahu dimana batas
'kemungkinan' itu. Toh jika tak sanggup kami bisa berhenti.
Jadi,
diputuskan kami berangkat dengan menyewa mobil 4WD dari Antananarivo.
Aku ehh si abang memang jago kalau menyusun jadwal dan perkiraan dana.
Mari bergerak!
Hari Pertama : Antananarivo - Morondava
Ini
adalah kali kedua kami mengunjungi ibukota region Menabe. Perjalanannya
masih seperti oktober lalu. Kami berangkat pukul 7 pagi, berhenti di
jalan jam 12-an untuk makan siang dan sholat Dzuhur. Tak perlu mencari
restoran atau warung, karena bekal telah aku siapkan subuh tadi. Kami
makan di bawah pohon-pohon dekat sungai berair keruh di daerah ...
ehhmmmm tak taulah namanya.
Supir
kami namanya Hardy, orangnya asik dan baik banget. Pertanyaan yang
sering ia ulang-ulang adalah 'Bagaimana, anda puas?. Yang juga kami
jawab dengan jawaban yang sama. 'Yess!!' meski tak bisa bercakap
Inggris apalagi Indonesia ia seolah tak kehilangan topik untuk
berbicara, kamipun sama tiba-tiba punya Kepercayaan diri tinggi untuk
nyerocos Bahasa Perancis juga Malagasy. Biar deh ngomongnya kacau yang
penting nyambung. :D
Anas dan Azzam juga keihatan enjoy... dan santai!.
Asiknya
perjalanan darat adalah kami bisa bebas memandang indahnya alam
Madagascar. Pegunungan batu yang diselimuti pohon atau rerumputan hijau,
sungai-sungai berair jernih hingga keruh, desa-desa kecil dengan warga
lokalnya juga langit biru-putih yang cerah.
Kami
sampai di Morondava sekitar pukul 18.30. Langsung menuju penginapan
Bungalows Morondava yang menghadap laut. Suasana gelap karena listrik
padam. Tak apa, kan kami bawa lampu darurat yang sudah ter-cass full di
rumah. Bersih-bersih badan, makan malam, sholat dannnn tidur... Udara
terasa panas dan pengap karena dekat pantai. Lampu menyala sekitar
pukul 22.00 dan kipas angin di dinding kamar langsung berputar barengan
dengan Ac.
Hari Kedua : Morondava - Bekopaka
Paginya,
Main laut! Yeayyyyy.....
Malamnya
kami sudah janjian dengan Hardy akan berangkat ke Bekopaka pukul 7
teng. Jadi ketika langit masih gelap kami sudah bersiap.. tapi pingin
juga untuk mandi dan main di pantai. Anas dan Azzam sudah bawa bola dan
layang-layangan segala lagi... Sempat?. Sempat!. Selesai sholat subuh
dan makan nasi berlauk sosis aku, Anas dan Azzam sudah di pantai.. Mata
kami langsung dimanja dengan langit pucat bergradasi keunguan, debur
ombak yang bikin kangen Aceh juga aktivitas nelayan.
Meski tak banyak waktu dan aku terus-terusan melihat jam di tangan Anas dan Azzam senang..
Karena senang, keduanya jadi susah untuk diajak udahan main lautnya.. Sampai jurus terakhir dimainkan. 'Nanti kita kemari lagi kok, sebelum balik ke Antananarivo'.
'Beneran ma?'
Iya, karena memang seperti itu jadwal kami.
--- Bersambung-----
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
aah..ternyata url blog berubah ya... dapat peringatan broken link soalnya
BalasHapuskepengen berenang di laut lama2 ya..., suasana fajar bikin cerita berenang ini beda dari biasanya mungkin ya..., nggak kedinginan kah?
Airnya malah terasa hangat ini bunda Monda, pagi-pagi masih segar belum terlalu panas. Iya url nya ganti
HapusWah asik bgt roadtrip, deg2an tp excited ke tempat baru.
BalasHapusAsikk mbak Lusi
Hapusanak2 gitu ya, kalo udah main anir susah berhentinya :D
BalasHapusfoto2 pemandangan di perjalanannya mana kak? yg pegunungan batu dll.
Belum sampai ke Gunung Batunya ini Mil, rencana pingin pos juga ntar
HapusYah belum sampe Tsingy-nya yaaa...
BalasHapus